Hi!

This blog is only a quick peek into my thought and I like to write, can't say I love writing after a bunch of my failure to against my laziness. Hopefully you enjoy your reading on my blog and I wish it will inspire you to do better than me. Have a blessed reading :)

November 27, 2015

Orang asing yang (akan) kukasihi selamanya

Orang-orang banyak bicara dan menulis tentang kasih.
Love is a not merely a noun, it is also a verb, that's what they said.

Ketika aku masih kecil, yang kutahu, orang-orang yang kukasihi hanya mama, papa, dan adik-adikku.
Aku mengasihi mereka, tak peduli sebeapa kerasnya aku dimarahi, tak peduli seberapa seringnya aku betengkar dengan adik-adikku, pasti dalam sekejap semua kulupakan dan kembali berbaikan dengan mereka. Bukan, bukan karena saat itu aku masih kecil, itu memang menjadi alasannya, tapi aku percaya itu semua karena KASIH. Merekalah yang kutahu kumiliki di dunia ini dan aku mengasihi mereka, tanpa syarat.

Ketika kau mengasihi keluargamu (pada umumnya) kau akan mengasihi mereka, meski dengan bersungut-sungut, meski seringkali jengah dengan kesalahan sama yang berulang kali dilakukan, meski tingkahnya memalukan, meski hatimu seringkali tersakiti. Sadar tidak sadar, kau korbankan semua daya upaya untuk mengasihi mereka.

Beranjak dewasa, ada begitu banyak orang lainnya yang Tuhan sediakan untuk kau kasihi. Ada yang kau kasihi dalam waktu yang lama, ada juga dalam waktu yang sebentar. Ada yang datang untuk kemudian pergi meninggalkan kenangan, ada yang bertahan bersamamu dalam waktu yang sangaaaattt lama. Hingga akhirnya kau berada dalam fase untuk memilih; menentukan siapakah orang asing yang akan kau kasihi dan mengasihimu selamanya.
Aku rasa ini merupakan keputusan terbesar dan tersulit dalam hidup.

Mengapa? Karena ini merupakan gambaran jejak Kristus. Aku yang semula orang asing dalam kerajaan Allah, hanya budak dosa semata-mata, Ia kasihi sedemikian rupa, mengorbankan Diri hingga mati di kayu salib. Konsep ini merupakan konsep kasih yang Tuhan inginkan dalam sebuah ikatan yang disebut pernikahan.

Konsep mulia dan abadi inilah contoh ideal dari ikatan itu. Seperti Kristus mengasihi dan mengorbankan diriNya untukku, demikian pula Ia ingin aku mengasihi dan mengorbankan diri bagi pasanganku. Mengingat bahwa aku belum menikah, maka tak mungkin aku berani untuk berbicara lebih jauh mengenai pernikahan dan serba-serbinya.

Hanya saja aku jadi diingatkan, bahwa ketika aku memutuskan untuk mengasihinya maka seharusnya aku berani untuk berkorban. Mengorbankan keinginanku, kepentinganku, keegoisanku, kekerasanku untuk kepentingan bersama. Berada dalam sebuah hubungan sesungguhnya tidak mudah. (Bingung juga melihat betapa banyak gambar sosmed yang mengumbar nelangsanya para single/jomblo.) Ada banyak pengorbanan yang dilakukan ketika aku mengatakan, aku mengasihi.

Jadi, jangan katakan kau mengasihinya bila kau tidak siap berkorban. Jangan katakan kau mengasihinya jika memang ia bukanlah orang asing yang ingin kau kasihi selamanya dalam berbagai bentuk situasi. jangan katakan kau mengasihinya, bila engkau sendiri belum mengerti betapa Kristus mengasihimu dan menginginkanmu berbuat yang sama, terutama di dalam kehidupan pernikahanmu nantinya.

Selamat bergumul untuk mencari, menentukan, memilih orang asing yang akan kau kasihi selamanya :)

No comments:

Post a Comment